Makalah PENDIDIKAN ISLAM TENTANG AKHLAK DAN SEJARAH

PENDIDIKAN ISLAM TENTANG AKHLAK DAN SEJARAH

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ayat Tarbawi

Yang diampu oleh Bapak Mohammad Farah Ubaidillah, S. Th. I, M. Hum


Oleh:

Kelompok II

Afifur Khoir            (18381031013)

Nailus Zulfani            (18381032118)

Rika Melinea Safitri        (18381032142)

Safani Intan Rosania        (18381032152)

LOGO IAIN

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

JURUSAN TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA

2019

KATA PENGANTAR

       

Assalamualaikum.wr.wb.

    Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat taufik serta Hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Belajar dan Pembelajaran tentang Pendidikan Islam Akhlak dan Sejarah.  Serta tak lupa sholawat salam selalu mengalir pada sang Revolusioner akbar Muhammad Ibni Abdillah yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam pengetahuan seperti yang dapat kita rasakan saat ini.

    Disini kami menyadari dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak yang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan masalah tugas ini, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimaksih Kepada Bapak Mohammad Farah Ubaidillah, S. Th. I, M. Hum sebagai dosen pengampu mata kuliah Ayat Tarbawi.

    Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan dengan tangan terbuka untuk menuju pada kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Semoga tugas makalah tentang Pendidikan Islam Akhlak dan Sejarahini memberi manfaat sebagaimana yang di harapkan bersama Amin. 

Waalaikumussalam wr.wb.


Pamekasan, 14 September 2019



        Penyusun   


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB IPENDAHULUAN

  1. Latar Belakang..................................................................................1

  2. Rumusan Masalah.............................................................................2

  3. Tujuan Pembahasan..........................................................................2

BAB II    PEMBAHASAN

  1. Pengertian Akhlak............................................................................3

  2. Proses Terbentuknya Akhlak...........................................................4

  3. Manfaat Mempelajari Akhlak..........................................................6

  4. Pengertian Sejarah...........................................................................6

  5. Pentingnya Mengetahui dan Mempelajari Sejarah..........................9

BAB III   PENUTUP

  1. Kesimpulan......................................................................................10

  2. Saran................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................11   









BAB I

PENDAHULUAN 

  1. Latar Belakang

Kata akhlak berasal dari kata khuluk yang dalam bahasa arab berarti watak, kelakuan tabi’at, perangai, budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan. Pengertian akhlak dalam islam adalah  perangai serta tingkah laku yang terdapat pada diri seseorang yang telah melekat, di lakukan dan di pertahankan secara terus menerus. Akhlak erat kaitannya dengan pengertuan di atas, akhlak merupakan wujud iman, islam dan insan sebagai pantulan sifat dan jiwa seseorang secara spontan dan berdoa. Kemudian melahirkan perilaku yang konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan semakin kuat keimanan seseorang, semakin taat dia ber ibadah dan akan semakin baik ahlaknya. Sehingga akhlak tidak dapat di pisahkan dengan ibadah maupun akidah karena kualitas akidah akan mempengaruhi kualitas ibadah yang kemudian juga akan sangat berpengaruh pada kualitas ahlak. 

Sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun rekonstruksi peristiwa, kisah, maupun cerita yang telah benar- benar terjadi di masa lampau dan peristiwa tersebut mempunyai keterkaitan antara satu dan yang lainnya. Adapun fungsi dalam mempelajari sejarah yaitu membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearifan-kearifan (fungsi edukatif) memberikan inspirasi ataupun ilham serta berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu kejujuran atau keterampilan tertentu dan juga memberikan rasa kesenangan maupun keindahan. Mengingat bahwa ilmu sejarah di pandang perlu bahkan penting untuk dipelajari, karena ilmu sejarah memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Diantara hubungan-hubungan itu adalah hubungan sejarah dengan sosiologi, antropologi, hubungan antropologi dengan sejarah, hubungan sejarah dengan geografi, hubungan sejarah dengan ekonomi, dan hubungan sejarah dengan ilmu politik.

  1. Rumusan Masalah 

  1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?

  2. Bagaimana proses terbentuknya akhlak?

  3. Apa manfaat mempelajari akhlak?

  4. Apa yang dimaksud dengan sejarah?

  5. Bagaimana pentingnya mengetahui atau mempelajari sejarah?


  1. Tujuan Pembahasan

  1. Untuk mengetahui  apa yang dimaksud dengan akhlak.

  2. Untuk mengetahui proses terbentuknya akhlak. 

  3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari akhlak.

  4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sejarah.

  5. Untuk mengetahui pentingnya mengetahui dan mempelajari sejarah. 














BAB II

        PEMBAHASAN

  1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang dari sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah/gampang tanpa perlu pemikiran/pertimbangan. 

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata khuluk yang dalam bahasa Arab artinyawatak, kelakuan, tabiat, perangai, budi pekerti, tingkah laku, dan kebiasaan.

Seperti firman Allah dalam surat Al- Isra Ayat 53 :

وَ قُلْ لِعِبَادِيْ يَقُوْلُوْا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطانَ يَنْزَغُ بَيْنَهمْ إِنَّالشَّيْطان كَانَ لِلْاِنسَانِ عَدُوًّا مُبِيْنا

Artinya : 

Dan katakanlah kepada hamba-hamba ku : “ Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. 

Tafsir Ayat : 

وَقُلْ لِعِبَادِيْ يَقُوْلُوْا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ (Dan katakanlah kepada hamba-hamba ku : “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)) Yakni wahai Muhammad perintahkanlah kepada hamba-hamba ku agar mereka meggunakan kalimat yang paling baik ketika mereka saling bercakap. 

إِنَّ الشَّيْطانَ يَنْزَغُ بَيْنَهمْ(Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka)

Yakni syaitan itu mengganggu mereka jika terucap kalimat yang buruk, yaitu dengan ajakan untuk berbuat kerusakan, menimbulkan permusuhan, dan membisikkan kepada mereka godaan. 

إِنَّ الشَّيْطان كَانَ لِلْاِنسَانِ عَدُوًّا مُبِيْنا (Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia)

Yakni yang jelas permusuhannya. Oleh sebab itu setan menggoda sebagian manusia agar menyebabkan permusuhan dengan sebagian yang lain. 

Pengertian akhlak dalam islam adalah perangai serta tingkah laku yang terdapat dalam diri seseoranng yang telah melekat, dilakukan dan dipertahankan secara terus menerus. Akhlak erat kaitannya dengan perbuatan. Bila seseorang melakukan perbuatan baik maka perbuatan tersebut dikatakan akhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan perbuatan buruk maka perbuatan tersebut dikataan akhlak yang buruk. 

Akhlak menurut imam Gazali adalah sifat yang tertanam di dalam diri seseorang yang dilakukan secara rutin dan terus menerus yang orang tersebut mengerjakan tanpa berfikir panjang. Apabila seseorang melakukan perbuatan-perbuatan yang baik secara akal maupun syariat, maka ini disebut dengan akhlak mahmudah sedangkan apabil seseorang melakukan perbuatan-perbuatan buruk baik secara akal maupun syariat maka ini disebut dengan akal tercela.


  1. Proses Terbentuknya Akhlak

Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi misalnya mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam. Demikian pula Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup Muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya. Dengan memeluk agama Islam. (Abuddin Nata, 2013:133)

    Menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak adalah insting (garizah) yang     dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau fitrah yang ada dalam diri manusia, dan dapat juga berupa hati atau intuisi yang selalu cenderung kepada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya, walaupun tanpa dibentuk atau disahkan (ghair muktasabah).kelompok ini lebih lanjut menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin sebagaimana terpantul dalam perbuatan lahir. Perbuatan lahir ini tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin. Orang yang bakatnya pendek misalnya tidak dapat dengan sendirinya meninggalkan dirinya. Demikian sebaliknya. 

    Dengan uraian tersebut di atas kita dapat mengatakan bahwa akhlak merupakan hasil usaha dalam mendidik dan melatih dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia. Jika program pendidikan dan pembinaan akhlak itu dirancang dengan baik, sistematik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka akan menghasilkan anak-anak atau orang-orang yang baik akhlaknya. Disinilah letak peran dan fungsi pendidikan. 

    Dengan demikin, pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terisi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia, termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani, dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat.

Pembinaan akhlak dalam islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun islam. Hasil analisis Muhammad al-Gazali terhadap rukun islam yang ke lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun islam, yang lima itu terkandung konsep pembinaan akhlak. Diantaranya, syahadat, shalat, zakat, puasa dan naik haji.



  1. Manfaat Mempelajari Akhlak

Berkenaan dengan manfaat mempelajari ilmu akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan bahwa tujuan mempelajari akhlak dan permasalahannya dapat menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian lainnya yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat dzolim termasuk buruk. Membayar utang kepada pemiliknya termasuk peruatan yang baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan buruk. 

Dapun menurut A. Mustofa (1997:26) mengatakan bahwa orang yang berakhlak karena ketakwan kepada Tuhan semata-mata, maka dapat menghasilkan kebahagiaan, antara lain : Mendapat tempat yang baik di dalam masyarakat, akan disenangi orang dalam pergaulan, akan dapat terpelihara dari hukuman yang sifatnya manusiawi dan sebagai makhluk yang diciptakan oleh tuhan, orang yang bertakwa dan berakhlak memdapat pertolongan dan kemudahan dalam memperoleh keluhuran, kecukupan, dan sebutan yang baik, dan jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala penderitaan dan kesukaran. 

Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan baik atau buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap perbuatan yang buruk ia dapat menghindarinya.


  1. Pengertian Sejarah

Sejarah berasal dari bahasa arab “ syajarah “ yang berarti pohon kayu, keturunan, silsilah. Sedangkan secara istilah, sejarah berarti peristiwa atau kejadian penting masa lalu yang dialami manusia berdasarkan fakta dan bersifat unik karena hanya terjadi sekali saja. 

    Seperti firman Allah dalam surah Yusuf ayat 111

لَقدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهمْ عِبْرَۃٌ لِاُوْلِی الْاَلْباَبِ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُفْتَرَا وَلٰكنْ تَصْدِيْققَ الّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًی وَّرَحْمَۃً لِقوْمٍ يُوءْ مِنُوْنَ

Artinya: sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang di buat-buat akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang orang yang beriman.

Tafsir ayat:   

 لَقدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهمْ(sesungguhnya pada kisah-kisah mereka) Yakni kisah-kisah para rosul dan umat-ummatnya. Atau kisah-kisah Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya dan kedus orangtuanya.

عِبْرَۃٌ لِاُوْلِی الْاَلْباَبِ(terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal) Makna (العبرة) yakni petunjuk yang membebaskan seseorang dari kebodohan dan kebingungan. Makna (لِاُوْلِی الْاَلْباَبِ) yakni orang-orang yang mempunyai akal sehat yang menggunakan akal mereka untuk berpikir, sehingga mereka mengetahui apa yang bermanfaat bagi agama mereka.


مَا كَانَ حَدِيْثًا يُفْتَرَ(Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat) Yakni al-Qur’an yang mengandung kisah-kisah tersebut bukanlah sebuah firman yang dibuat-buat.

   
يُفْتَرَا وَلٰكنْ تَصْدِيْققَ الّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ (akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya) Yakni kitab-kitab yang diturunkan Allah seperti Taurat, Injil,Zabur.

وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ(dan menjelaskan segala sesuatu) Yakni menjelaskan syariat-syariat, kaidah-kaidah, dan hukum-hukum yang butuh penjelasan.

وَهُدًی(dan sebagai petunjuk) Petunjuk di dunia bagi orang yang dikehendaki Allah mendapatkan petunjuk.

وَّرَحْمَۃً(dan rahmat) Rahmat di akhirat bagi hamba-hamba-Nya yang beramal shalih.

لِقوْمٍ يُوءْ مِنُوْنَ (bagi kaum yang beriman) Yakni yang percaya kepadanya dan kepada isi kandungannya yang berupa keimanan kepada Allah, para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, syariat-syariat-Nya, dan takdir-Nya. Adapun orang yang tidak beriman kepadanya maka al-Qur’an tidak akan memberi manfaat baginya dan tidak akan mendapat petunjuk darinya.
Sejarah sangat perlu untuk dipelajari karena dengan mempelajari sejarah kita akan mendapatkan banyak manfaat. Mempelajari sejarah berarti mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah dicapai manusia sepanjang abad. Dimensi kesejarahan menuntut manusia untuk melakukan pembaharuan dan berupaya mencapai kemajuan. Mempelajari sejarah dapat memberikan manfaat bagi kita, seperti yang diungkapkan oleh Robert Jones Shafer (1947) yang antara lain yaitu memperluas pengalaman-pengalaman manusiawi, memungkinkan seseorang untuk dapat memandang sesuatu secara keseluruhan, sejarah memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas dan kepribadian bangsa.  Kegunaan sejarah antara lain: pertama, untuk kelestarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi kelangsungan hidupnya. Kedua, sejarah berguna sebagai pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh- contoh di masa lampau sehingga sejarah memberikan asas manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup itu. Ketiga, sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati.

  1. Pentingnya Mengetahui Dan Mempelajari Sejarah

Dalam surat al- Fatihah, pada awal surat dalam al- Quran ternyata menyiratkan perintah untuk belajar sejarah. Mungkin banyak yang tidak sadar, walau setiap hari setiap muslim pasti mengucapkannya. Tetapi banyak yang tidak menyadari sebagaimana banyak yang tidak mempunyai kesadaran untuk membaca, mengkaji, dan mendalami sejarah islam.

Ayat yang menyiratkan tentang pengnya mempelajari sejarah terdapat pada ayat ke- 7 yang berbunyi,

“(yaitu) Jalan orang- orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka; bukan ( jalan ) mereka yang dimurkai dan bukan ( pula jalan ) mereka yang sesat.”

Ada tiga kelompok yang disebutkan dalam ayat terakhir ini yaitu:

  1. Kelompok yang telah diberi nikmat oleh Allah.

  2. Kelompok yang dimurkai Allah.

  3. Kelompok yang sesat.

Ketiga kelompok ini adalah generasi yang telah berlalu. Generasi dimasa lalu yang telah mendapatkan satu dari tiga hal tersebut.









BAB III 

penutup


  1. Kesimpulan

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang dari sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah/gampang tanpa perlu pemikiran/pertimbangan. Pengertian akhlak dalam islam adalah perangai serta tingkah laku yang terdapat dalam diri seseoranng yang telah melekat, dilakukan dan dipertahankan secara terus menerus. Akhlak erat kaitannya dengan perbuatan. Bila seseorang melakukan perbuatan baik maka perbuatan tersebut dikatakan akhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan perbuatan buruk maka perbuatan tersebut dikataan akhlak yang buruk. 

Sejarah berarti peristiwa atau kejadian penting masa lalu yang dialami manusia berdasarkan fakta dan bersifat unik karena hanya terjadi sekali saja. Sejarah sangat perlu untuk dipelajari karena dengan mempelajari sejarah kita akan mendapatkan banyak manfaat. Mempelajari sejarah berarti mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah dicapai manusia sepanjang abad. Dimensi kesejarahan menuntut manusia untuk melakukan pembaharuan dan berupaya mencapai kemajuan.


  1. Saran

     Dengan membaca makalah ini kami berharap agar para pembaca yang budiman dapat mengambil satu hikmah sehingga dapat bermanfaat. Dan tentunya, kelompok kami sadar bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan demikian adalah suatu kegembiraan kiranya terdapat banyak kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan pertimbangan untuk perjalanan ke depan. 




DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung,Sejarah Peradaban Islm: Dari Masa Klasik hingga

Modern ( Yogyakarta: LESFI, 2002

Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Jakarta : Dar Al-Kutub Al Islamiyah, 2004.

Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf , Jakarta : Pustaka Setia, 2010.

Daliman, A, Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012.

Nata, Abibuddin,Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: Rajawali

Pers,2013.

https://tafsirweb.com/4657-surat-al-isra-ayat53.html

https://tafsirweb.com/3849-surat-yusut-ayat111.html





Comments

Popular posts from this blog

Makalah Strategi bersaing dalam berwirausaha

Makalah Al-'adat Al-Muhakkamah

Makalah PANDANGAN HIDUP , TANGGUNG JAWAB , DAN HARAPAN MANUSIA